Di dalam, museum terbagi menjadi dua paviliun besar yaitu sebagian untuk area tekstil dan sebagian lagi untuk area otomotif. Di masing-masing area tersimpan berbagai alat produksi yang pernah digunakan Toyota mulai dari yang paling kuno sampai paling modern.
Ada alat pemintal benang dan perajut dari yang sederhana masih menggunakan pengerjaan manual terbuat dari kayu hingga menggunakan sistem otomatis mesin uap. Semua alat tersebut diciptakan oleh Sakichi sendiri dengan tujuan awalnya adalah membantu sang ibu agar bisa merajut lebih baik.
Di area otomotif terdapat replika dari mobil pertama Toyota, A1, yang dibuat di tahun 1935 setelah berusaha meniru teknologi mobil Chevrolet dari perusahaan Amerika.
Menariknya, hampir semua alat yang tersimpan rapi di dalam museum masih dapat dioperasikan.
Sebagai contoh, di area tekstil pengunjung dapat meminta petugas menunjukkan bagaimana caranya sebuah mesin perajut bekerja menghasilkan kain dari kumparan benang tradisional. Untuk area otomotif sebagian besar koleksi memiliki tombol yang bila ditekan akan mendemonstrasikan bagaimana ia bekerja.
Bila traveler penasaran, museum dapat dikunjungi dengan berjalan kaki sekitar 25 menit dari stasiun kereta Nagoya atau dengan bus dari Stasiun Bus Nagoya platform nomor 11. Tiket masuk 1.000 Yen atau sekitar Rp 110.000 untuk orang dewasa dan sekitar 600 Yen (Rp 70.000) hingga gratis untuk anak-anak tergantung kelompok umurnya. (fds/lth)”